Candi Kalasan berada di Dusun Kalibening, Kelurahan Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis, Candi Kalasan terletak pada koordinat -7.76729 110.47234, dengan elevasi 154 mdpl. Candi Kalasan berada di permukiman warga dekat Jalan Raya Jogja-Solo.
Candi Kalasan awalnya dipugar oleh arkeolog Belanda bernama Ir. VR. Van Ronmont pada tahun 1927-1929. Candi Kalasan dibangun pada tahun 700 saka atau 778 masehi berdasarkan prasasti yang ditemukan di halaman candi. Prasasti tersebut menyebutkan tentang pembangunan sebuah candi untuk Dewi Tara dan sebuah wihara untuk pendeta di Desa Kala?a. Candi yang disebutkan pada prasasti menunjukkan Candi Kalasan dilihat dari penyebutan tentang susunan batu yang ditemukan, bentuk candi, arca-arca serta ragam hiasnya. Wihara yang disebutkan pada prasasti ini diperkirakan adalah Candi Sari yang terletak tidak jauh dari Candi Kalasan. Candi Kalasan ini mempunyai arah hadap ke arah timur.
Candi Kalasan merupakan candi dengan latar agama Buddha dengan langgam Jawa Tengah. Bentuk kaki dan badan candi berdenah persegi dengan pintu masuk pada tiap sisi. Pintu utama masuk ke dalam bilik candi berada di sebelah timur. Terdapat singgasana berbentuk singa duduk di atas punggung gajah yang menjadi tempat untuk mendirikan arca Dewi Tara. Candi Kalasan memiliki atap tiga tingkatan dengan bentuk segi delapan. Tingkat pertama terdapat arca-arca Bodhisattwa dalam sikap duduk yang saat ini hanya tersisa tiga buah. Tingkat kedua terdapat arca-arca Dhyani Buddha yang diapit oleh Bodhisattwa. Tingkat ketiga terdapat delapan relung yang tiap relungnya diisi oleh arca Dhyani Buddha namun saat ini tersisa satu buah. Dahulu diperkirakan terdapat stupa pada puncaknya namun saat ini sudah tidak ada. Pada bagian dinding candi terdapat penampil dengan relung–relung yang berisi arca-arca Bodhisattwa. Keunikan pada Candi Kalasan ini adanya wajralepa sebagai lapisan lepa atau pelapis batu candi. Pada halaman depan muka tangga terdapat batu moonstone dan 52 candi perwara di sekililing candi induk yang berisi peripih.
Daftar Refrensi : Ramelan, Wiwin Djuwita Sudjana. 2013. Candi Indonesia : Seri Jawa. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan.
Dimensi Benda | : | Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Jenis Struktur | : | Tradisional |
Jenis Bangunan | : | Tradisional |
Fungsi Bangunan | : | Religi/Keagamaan |
Komponen Pelengkap | : |
|
Fungsi Situs | : | Religi/Keagamaan |
Fungsi | : | Religi/Keagamaan |
Peristiwa Sejarah | : | Keberadaan Candi Kalasan dapat dikaitkan dengan sebuah prasasti batu berbahasa Sanskerta berhuruf Pranagari yang berangka tahun 778 Masehi. Di dalam prasasti Kalaşa itu disebutkan tentang diperingatinya jasa Maharaja Tejahpurana Panangkaran yang telah membangun sebuah kuil bagi Dewi Tara serta memuat arca dewi yang kemudian ditahtakan di dalam kuil tersebut. Kuil tersebut dinamakan Tarabhawana yang kini dikenal sebagai Candi Kalasan. Selain itu di dalam prasasti Kalaşa juga disebutkan tentang pendirian tempat tinggal (asrama) bagi para pendeta dengan menghibahkan desa Kalasan kepada para Sangha.Di dalam prasasti tersebut, baik kuil Dewi Tara maupun asrama disebut sebagai Wihara. Penyebutan asrama bagi para sangha sesuai dengan prasasti sering dikaitkan dengan bangunan Candi Sari yang berada 500 m di sisi timur laut Candi Kalasan. Candi Kalasan adalah candi yang bercorak Budha, mempunyai keunikan bila dibandingkan dengan candi–candi lain di sekitar Prambanan. Berdasar penelitian terhadap struktur bangunan candi diketahui bahwa bangunan yang kita saksikan ini adalah bangunan ketiga, sehingga dapat diperkirakan penyebutan angka tahun 700 Saka dalam prasasti tentu bukan bangunan candi yang saat ini, melainkan bangunan yang sudah ditutup bangunan baru.Candi Kalasan sudah ditulis oleh Mackensie dalam Narrative of journey to examine remail of an ancient city and temple at Bambana in Jawa, Verhand. Bat. Gen. VII (1814), dan telah tercatat dalam Rapporten van den Oudheidkundigen Dient in Nedelandsch – Indie 1915, dengan nomor 1287 (Verbeekno. 351). |
Nilai Sejarah | : | Berdasarkan Prasasti Kalasan (720 saka/ 778 M) Candi Kalasan didirikan sebagai bangunan suci untuk memuja Dewi Tara yang dibangun pada masa Raja Rakai Panangkaran |
Nilai Ilmu Pengetahuan | : | candi kalasan bisa digunakan sebagai objek kejian dari berbagai disiplin ilmu, antara lain sejrah, arkeologi, arsitektur, dll. Pada candi kalasan memiliki ciri khas berupa vajralepa untuk melapisi ornamen-ornamen dan relief pada dinding candi. |
Nilai Agama | : | saat ini candi kalasan masih sering digunakan sebagai tempat ibadah, terutama bagi pengikut agama Budha aliran Tantrayana dan pemuja Dewi Tara. |
Nilai Budaya | : | Candi kalasan menjadi bukti penting berkembangnya agama Budha di mataram kuno pada saat itu |
Nilai Ekonomi | : | saat ini candi kalasan dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Pemanfaatan ini dilakukan untuk keberlangsungan dan pelestarian candi kalasan sendiri serta untuk mendongkrak ekonomi masyarakat di sekitar candi. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta |
Alamat Pemilik | : | Jl. Yogya-Solo km.15, Bogem, Kalasan, Sleman |
Nomer Kontak | : | (0274) 496019 |
Nama Pengelola | : | Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta |
Alamat Pengelola | : | Jl. Yogya-Solo km.15, Bogem, Kalasan, Sleman |
Nomer Kontak | : | (0274) 496019 |
Catatan Khusus | : | saat ini di candi Kalasan sedang dilakukan penelitian untuk upaya pemugaran. Saat ini fungsi candi kalasan lebih ditekankan sebagai obyek wisata, meski sesekali masih digunakan untuk kegiatan keagamaan/sembahyang. Saat ini sisa bangunan candi Kalasan adalah 24 m. Bangunan tubuh candi berdiri pada batur setinggi 1 m dengan kaki candi setinggi 3 m, tubuh 13 m dan atap 7 m. Tubuh candi berdenah bujur sangkar berukuran 16,5 x 16,5 m. Di tiap sisi bangunan terdapat pintu dengan tangga, sedangkan sisi timur merupakan pintu utama menuju bilik utama. Dahulunya pada bilik utama ini terdapat sebuah arca yang cukup besar, hal ini diketahui dari dudukan arca yang juga sangat besar. Tahun 1939 – 1940an Candi Kalasan dilakukan perbaikan, yakni memasang kembali batu – batu atap serta melakukan konsolidasi pintu masuk sisi selatan yang mulai rusak. Namun secara keseluruhan Candi Kalasan belum pernah dipugar total seperti candi – candi lainnya.Relief pada tubuh bangunan candi dipahat secara halus yang kemudian dilapisi dengan lapisan bajralepa yakni semacam semen pelapis sisi luar bangunan. Lapisan bajralepa ini terlihat hingga 3 lapis yang saling bertumpuk. Berdasar analisis laboratorium lapisan bajralepa tersusun dari pasir kwarsa (30%), kalsit (40%), kalkopirit (25%), serta lempung (5%). Keunikan lain dari Candi Kalasan ini adalah dijumpainya batu monolit di tangga pintu masuk sisi timur. Batu ini sering disebut sebagai moonstone (batu bulan). Candi kalasan merupakan kompleks bangunan yang terdiri dari bangunan induk yang dikelilingi oleh stupa sebanyak 52 buah yang mengitari batur candi. |